Apoteker Seksi Nakal Memancing Birahi

Written By Grace Brenda Renata on Sunday, April 16, 2017 | 3:18 PM

Cerita Dewasa Apoteker Seksi Nakal Memancing Birahi - Saya adalah seorang Penjual alat-alat medis untuk keperluan rumah sakit. Saya memliki kisah yang terjadi tahun 2008 lalu. Kisah ini bermula saat saya mengangkat seorang pegawai baru yang bernama Citra, dia adalah orang yang supel, ceria dan memliki kesabaran mendengarkan orang lain terutama bagi konsumen. Perawakannya Tinggi, putih dan matanya “nakal”, “Biarin” pikir saya, selama dia mampu menjualkan alat-alat medis perusahaan, dia tetap layak dipertahankan sebagai karyawan marketing yang digaji dengan baik.

Apoteker Seksi Nakal Memancing Birahi

Walaupun kadang melihat Citra pengin banget ngerasain tubuhnya. tetapi saya tidak mau terlibat cinta dengan karyawati saya, apalagi Making Love, walaupun saya sendiri belum menikah, wibawa saya sebagai boss bisa luntur jadi bubur. Alkisah saya memesan alat USG dua minggu yang lalu, dan kini tibalah barang pesanan senilai 450 juta tersebut dihadapan saya. USG (Ultra Sonografi) 3 dimensi berwarna. Citra tentu saja ikut terlibat dalam transaksi ini.

Siang itu setelah Citra menjemput barang pesanan tersebut dari jasa courier, sekarang dua wujud menakjubkan itu ada di depan saya. Yang satu Citra yang lain CKD-USG yang sangat istimewa itu.
Kenapa istimewa, karena kalau untuk USG bayi dalam kandungan, wajah bayi pun bisa nampak seperti foto, juga untuk USG alat-alat dalam yang lain, baik itu ginjal, jantung, pembuluh darah yang besar, maupun ovarium (=telur) dari seorang wanita.


Sempat saya telpon kepada Rumah Sakit pemesan bahwa barang pesanan mereka sudah datang, karena Direktur Medis sudah pulang. Saya telpon ke rumah beliau, dan beliau perintahkan untuk melakukan pengiriman barang jam 8 pagi besok di Rumah Sakit tempat beliau bekerja. Sambil dia pesan, agar barang yang diterima harus sudah siap dipakai dan dioperasikan.

“Mati !’ pikir saya, karena itu artinya hari ini juga saya harus merakitnya, karena alat medis elektronik yang mahal seperti ini, semua komponen dalam bentuk lepas (CKD = Completely Knock Down).

Akhirnya setelah menerima “perintah” dari pembeli, saya panggil bagian service yang Insinyur Elektro untuk mulai merangkai USG ini. Mulai sore tersebut, akhirnya dengan berdebar-debar, selesailah semua jam 12 malam. Citra tentu saja tidak boleh pulang hingga malam tersebut, karena sebagai bagian Marketing diapun akan mendapat share keuntungan 5 % dari nilai transaksi ini. Selain melayani kami dengan membuatkan kopi.

Pak Sabastian, 10 tahun lebih tua dari saya yang merakit alat ini sudah nampak kelelahan dan ikut tegang ketika saya mulai menancapkan kabel listrik. “ON”…hiduplah alat mahal ini, kami bertiga termangu-mangu didepan alat ini, selain ini untuk pertama kalinya juga perusahaan kami mendapat pesanan alat ini, juga pertama kali Pak Angga merakit. Tinggal kami bertiga di ruang elektrik perusahaan, semua karyawan tentu sudah pulang dan terlelap dirumah masing-masing.


Kami bertiga takjub memandangi alat yang sudah hidup tersebut, nampaknya tidak ada trouble sedikitpun, “Ayo kita coba, kita hanya punya waktu 7 jam sebelum menyerahkan barang ini” suara saya memecah keheningan. “Saya, Pak !” Pak Angga langsung menyahut, selain dia sudah hapal alat-alat medis kedokteran, dia juga tahu kecanggihan alat ini dan pemeriksaan yang berharga 500.000 untuk setiap kali total USG seluruh tubuh.

Dengan bersemangat Pak Angga melepas bajunya dan tidur dimeja kerja bagian elektronik yang sebenarnya meja ping-pong..Mulailah saya jadi ahli USG dadakan, berbekal buku manual dan seingat-ingatnya pelajaran Anatomi, saya mulai memeriksanya dengan memberinya lubricant / pelincir agar prop USG yang besar ini bisa digeser dengan mudah di badan pak Angga. Dari Jantung, Lambung, Kantong Empedu, Pembuluh Darah dan Ginjal.Luar Biasa !, dari layar nampak persis seperti mata saya ada didalam badan Pak Angga. Saya dan Citra tertawa ketika nampak adanya batu kecil di Ginjal sebelah kiri Pak Angga, Pak Angga langsung meringis kawatir. “Tenang saja Pak, masih kecil sekali, pakai obatpun saya harapkan bisa hilang”. “Saya gantian, Pak” Citra ikut-ikutan muncul suaranya setelah takjub melihat percobaan saya pada pak Angga.

Saya mendadak bengong, selain ruang yang penuh dengan alat elektronik dan hanya ada meja pingpong ini, hanya ada Saya, Citra dan Pak Angga. Saya memandang Pak Angga, nampaknya dia mengerti kejengahan saya, “Iya, pak dicoba saja pada Citra, sekalian untuk dicoba untuk melihat telur dan rahim”, “Tapi.”kata saya. “Sudahlah pak, dicoba daripada nanti kita diklaim nanti saya yang repot” dia menyahut “Cobalah Pak, tidak usah sungkan, biar saya pamit pulang dulu” Pak Angga matanya nampak serius, tapi nampak diujung bibirnya senyum kecil, pengertian sekaligus menantang saya untuk “memeriksa” Citra. “Pamit Pak !, saya pulang dulu” , Langsung dia ngeloyor pergi, mungkin kelelahan, mungkin tidak ingin mengganggu “acara” saya dengan Citra.


Setelah Pak Angga tidak lagi di ruang, tinggal saya bersama Citra, “Jadi, Pak ?” suara Citra kembali muncul, saya hanya bisa mengangguk-angguk ‘Ya, silahkan”. Tanpa ragu sedikitpun Citra melepas kancing bajunya dan membaringkan diri di meja pingpong, nampak BH Krem dan sebagian payudara yang menyembul, kulit yang putih dan sangat bersih. Aduh…Hal ini membuat Kontolku mendadak bangkit ditengah malam !.

Mulailah saya memberikan pelincir di perutnya yang putih dan kencang, “Hi-hi-hi, dingin, pak”. ketika pelincir menetes diperutnya. Saya periksa lambung dan ginjalnya, normal semuanya. Saya tidak berani memeriksanya lebih lanjut. “Pak, sekalian yang lain, mumpung gratis”. Saya mulai menggerakkan prop USG ke bagian tubuh atasnya, karena BHnya masih ditempat tentu saja saya tidak bisa mengarahkan prop tepat ke Jantungnya “Citra, eh.eh.”..”Oh, ini Pak” Sambil memegang BHnya ” Sebentar, Pak” dengan gaya akrobat seorang wanita, BH Citra sudah terlepas. Nampak payudara yang sangat indah di depan saya , puting yang kencang dan bagus , payudaranya walaupun tidak besar akan tetapi kencang, nampak kenyal dan sangat proporsional kiri dan kanan. Saya mulai mengarahkan prop USG ke arah Jantungnya dengan menggesernya dari daerah perut. Nampaknya Citra menikmati geseran prop USG tersebut, kedua putingnya nampak mengeras menjulang. Lebih gila lagi malahan sekarang dia menutup kedua matanya, sambil berdesis pelan. Saya arahkan prop USG tepat di jantungnya, dengan pembesaran 200 X, saya mulai “membaca” ruang-ruang jantungnya. Karena saya mencoba menelusuri bagian kiri dan kanan jantung, tentu saja saya harus berulang-ulang menggeser prop USG, sambil mengatakan padanya apa yang saya baca dari layar monitor.

Tak pernah sekejappun Citra membuka kedua matanya, sambil terus berdesis-desis pelan. Kontolku sudah tidak tahan lagi, lihat keadaan seperti ini. Saat tangan kanan saya memegang dan menggeser prop USG, entah dari mana mendadak refleks tangan kiri meremas payudara kanan Citra. Saya remas-remas dan memain-mainkan pelan payudaranya. Desis Citra makin jelas kentara, “Terus.Pak”…”Terus Pak” Citra berbisik…”Mana tahan” pikir saya. Sudah tidak ingat lagi antara boss dan karyawatinya. Saya letakkan prop USG tersebut, sekarang yang memeriksa jantungnya adalah tangan kanan saya di payudara kirinya. Saya isap-isap dan gigit-gigit pelan payudaranya. “Enak Pak.terus.terus” sambil tetap terus menutup mata.. 


Saya jilat-jilat dan ciumi perutnya, tangan kanan saya sekarang sudah berpindah ke arah selangkangannya yang masih terbalut rapi dengan rok. Saya elus-elus dengan halus selangkangannya, terasa lembab. “Eh.eh..eh.enak pak”… Saya masukkan tangan saya kedalam roknya, teraba CD-nya, basah nian, kakinyapun tidak lagi sejajar seperti tadi, sekarang kakinya mementang lebar-lebar memberi kesempatan tangan saya untuk mengeksplorasi selangkangannya lebih lanjut. Saya tarik tepi CDnya, teraba vulvanya yang sudah basah, saya gosok pelan-pelan bibir dalam vaginanya. Lendir vaginanya mempermudah saya untuk menggosok-gosok jari tengah saya ke vaginanya, juga kelentitnya. “Ekh..ekh..ekh”..makin keras suara Citra.

“Sebentar yaa”..mendadak saya bangkit, saya segera matikan USG dan lampu ruang elektronik yang terang benderang itu dengan segera. Saya lepas segera semua baju yang saya kenakan juga CD saya. Saya sudah tidak sabar lagi. Citra pun juga tidak mau kalah, tanpa diperintahkan, langsung dia lepas semua baju, rok, dan CDnya. Dari remang-remang penerangan dari ruang sebelah sekarang nampaklah Citra yang telanjang bulat dan menakjubkan. Bukit kewanitaannya dipayungi oleh rambut yang lebat, “Pantas, alisnyapun lebat” pikir saya. Kini saya langsung mengarahkan mulut saya ke vaginanya, karena lebatnya “hutan” kewanitaannya, saya terpaksa menggunakan kedua tangan saya untuk menyibak “hutan”nya. Gantian sekarang malah Citra yang mengelus-ngelus dan memilin-milin payudaranya sendiri.

Memeknya berbau khas yang agak keras dan berasa asin, seperti keju belanda. Maklumlah, kami berdua tidak sempat mandi sejak pagi hari tadi. Tapi sudahlah mulut saya sudah dalam posisi itu. Saya jilat-jilat kelentitnya dan naik turun di bibir dalam vaginanya naik – turun. “Pak, masukin.pak” Citra memohon. Tanpa perintah kedua, saya berdiri. Saya tarik tubuh Citra ketepi meja pingpong, segera saya masukkan “tongkat naga” saya ke vaginanya. “Bless…” tanpa kesulitan saya masukkan Kontol saya yang sudah tegang sedari tadi, karena lendir di vagina Citra sudah membanjir, selain posisi saya yang berdiri mempermudah hal itu. Saya pegang pinggulnya, saya tarik dan dorong tubuh Citra, sesuai dengan arah laju pinggul saya yang maju mundur. “Ekh..ekh..ekh”.terus menerus suara Citra terdengar keenakan. Setelah 10 menit mendadak tangan Citra memegang sangat keras kedua tangan saya yang sedang memegang pinggulnya ‘Maaasssss..” Citra menjerit tertahan…pada saat yang bersamaan, vagina Citra berdenyut-denyut keras membuat Kontol saya yang berada didalamnya seperti diremas-remas dan dipijit dengan lembut oleh dinding-dinding vaginanya. Citra orgasme hebat, pantatnya tidak lagi terletak dimeja pingpong tapi terangkat keras keatas. Rupanya dia sedang menikmati semaksimalnya orgasme dan keheningan sesaat yang timbul pada dirinya.


Setelah dia agak tenang, saya baru kembali memompanya, terasa agak kering sekarang vaginanya, habis lendirnya. “Sakit, mas..sakit, mas” dia mengeluh. “Tanggung” pikir saya. Segera saya ambil pelincir USG yang tergeletak dekat kami, saya olesi kepala kontol saya dan juga sedikit di vagina Citra, segera saya masukkan kembali kontol saya kedalam vaginanya, sekarang kembali licin seperti semula. “Terus. mas, enak”…saya tetap dalam posisi semula, sekarang dengan bekal sedikit pelincir diibu jari saya, saya bantu Citra dengan menggosok-gosok kelentitnya. Kali ini, sungguh sulit saya orgasme, konsentrasi saya buyar total, setelah Citra memanggil saya dengan sebutan “Mas”, aduh saya ini boss-nya. Tapi “what the hell, what will be, will be”. Kembali saya berusaha konsentrasi untuk mengeluarkan semua isi yang ada didalam kontol saya. Rupa-rupanya “perkosaan” saya dengan ibu jari kanan saya memakai pelincir di kelentitnya mengundang kembali orgasme Citra. Sedangkan otak saya masih berperang antara “Mas dan Pak”.

“Tahan mas.tahan.saya mau keluar lagi”..dalam hitungan menit muncullah “Maaasss.masss..masss.” dan sensasi remasan lembut vagina Citra yang berdenyut-denyut di sepanjang kontol saya yang sedang menancap di liang surganya itu. Citra orgasme untuk kedua kalinya, tetapi tidak sehebat yang pertama, tangannya meremas keras tangan kiri saya, sedangkan tangan kanan saya masih aktif di kelentitnya. “Rugi, kalau saya tidak orgasme” pikir saya. Segera gantian saya menutup mata, konsentrasi penuh membayangkan vaginanya Sharon Stone. Saya percepat pompaan saya di selangkangannya.

“Akkkkhhhhhhhhhhh..” saya mendengus panjang, saya keluarkan semua isi yang ada di kontol saya kevaginanya, dan saya tanamkan sedalam-dalamnya hingga tidak terlihat lagi.
Saya tergeletak disamping Citra, dua manusia telanjang bulat dengan vagina dan kontol yang berleleran sperma. Citra memeluk saya , dijilat-jilat pelan telinga saya “Maaf ya mas, sejak tadi malam memang saya lagi “kepengin”” Citra berbisik. “Puas mas ?, saya puas sekali”. Saya mengangguk. “Ayo kita pulang” saya mengingatkan, jam sudah menunjukkan jam 2 malam. Segera kami berdiri dan merapikan baju, Citra kekamar mandi membersihkan sisa-sisa sperma yang berleleran di vaginanya.

0 comments:

Post a Comment

 DOMINO ONLINE UANG ASLI
 POKER ONLINE UANG ASLI
 photo unnamed 3_zpsrmtxuddz.gif
BACKLINKS